MENANGGAPI HCPSN
Oleh Astri savira
“ ayo … peduli pada perlindungan
pelestarian puspa dan satwa nasional untuk menumbuhkan rasa pentingnya puspa
dan satwa di kehidupan kita. Yang mana harus dimaknai dengan mencintai dan
peduli lingkungan sekitar”.
Hari Cinta Puspa dan
SatwaNasional (HCPSN) dimulai pertama kali pada tahun 1993 berdasarkan Kepres
Nomor 4 tahun 1993 yang ditandatangani langsung oleh Presiden RI kala itu,
Soeharto. Jadi pada tanggal 5 November selalu diselenggarakan Hari Cinta Puspa
dan Satwa Nasional yang bertujuan untuk kita, lebih menjaga keanekaragaman
hayati.Puspa dan satwa merupakan modal penting dalam pemenuhan dasar kebutuhan
manusia serta penjaga untuk keseimbangan ekosistem.
Indonesia menjadi salah satu
negara megabiodiversity di dunia. Indonesia disebut negara megabiodiversity, karena
memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang sangat kaya. Hal ini
berkaitan pada tahun 2010 sebagai tahun Internasional Biodiversity yang
dideklarasikan PBB. Indonesia juga berada di daerah khatulistiwa, yang beriklim
tropis sehingga mendapat curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Memang tidak mudah membangun
kesadaran, dan membentuk kecintaan masyarakat Indonesia pada puspa dan satwa
agar keanekaragaman hayati tetap terjaga. Dimana bukan hanya satwa yang
dilindungin saja yang di selamatkan tapi semua satwa yang ada dimuka bumi
ini. Pada hari cinta puspa dan satwa nasional tahun 2015 mengangkat tema
“Ayo Selamatkan Puspa dan Satwa Sebagai Penyangga Kehidupan Mulai Dari
Lingkungan Kita”. Laksmi Dewanti menjadi ketua penyelenggaraan HCPDS 2015,
dimana pemilihan tema diambil dari puspa dan satwa yang mulai terancam punah,
yaitu beo nias dan suweg.
Dikutip dari greeners.co,
Jakarta, 2 November 2015. Laksmi menjelaskan, beo nias (Gracula robusta)
adalah keluarga dari burung berkicau dan memiliki tingkat keterancaman punah
paling tinggi. Sedangkan suweg adalah keluarga bunga bangkai dengan bentuk
lebih kecil dan berumbi. Di banyak daerah, umbi dari suweg ini telah menjadi
sumber pangan masyarakat dengan sebaran terbanyak di wilayah Jawa. “Suweg ini
keluarga dari Amorphophallus. Sebarannya banyak di daerah Jawa. Karena Beo Nias
dan Suweg ini cukup dekat dengan masyarakat, maka dua inilah yang kita jadikan
maskot agar masyarakat paham dengan pelestarian keberadaan mereka (maskot)
ini,”.
Puspa dan Satwa Indonesia
merupakan aset keanekaragaman hayati yang penting memberikan kontribusi
ekonomi dunia, dan juga kebutuhan masyarakat miskin berasal dari biodiversity
yang dapat dimanfaatkan secara tradisional untuk pangan, pakaian, energi,
peralatan dan lain sebagainya. Sekarang banyak eksploitasi hutan dan lahan yang
berlebihan itu yang membuat satwa punah dihabitat aslinya. Maka dari itu kita
sebagai bangsa Indonesia harus bisa dan menjaga kekayaan puspa dan satwa untuk
mempertahankan peradaban bangsa.
Oleh karena itu, kita sebagai
calon penerus bangsa Indonesia sebaiknya kita bisa menjaga keragaman hayati.
Langkah kecil untuk bisa menjaga keragaman hayati adalah dengan membiarkan
burung terbang dan berkicau di alam bebas. Dengan langkah kecil tersebut dapat
meminimalisir adanya kepunahan hayati Indonesia, jangan sampai terjadi seperti
kasus harimau yang menyerang warg pemukiman gunung kelud karena kehabisan
makanannya. Biarkanlah mereka hidup dengan bebas dan tenang. Binatang buas
tidak akan menyerang manusia, jika kita tidak mengganggu mereka.
MENANGGAPI HCPSN
Reviewed by Unknown
on
November 07, 2016
Rating:
Post a Comment