SERIAL GEGE
Syaidah Nurhalimah
#1 Kenalan sama Gadis
Gadis itu
namanya emang Gadis. Gadis aja. Satu kata, gak ada bonus tambahan nama yang
lainnya. Sejak SMP akrab dipanggil Gege. Gege itu....... Gadis Gelo (disingkat
GG dibaca gege). Gelo itu bahasa Sunda yang artinya Gila. Jadi ya..
kepribadiannya bisa ditebak sendiri lah. Dia gak gila beneran sih, cuman kadang
kelakuannya mirip orang gila, dikit. Dikiiiiit banget. Bener deh cuma dikit.
Kita
jelasin sedikit tentang si Gadis ini ya? Gadis adalah seorang wanita berwajah tirus
dengan rambut bergelombang sebahu. Matanya gak besar, tapi bulet dan kalo
melotot serem banget :’) idungnya gak pesek-pesek banget, cuma lebar aja.
Hehehe. Bibirnya sedikit tipis, giginya berjajar rapi. Badannya tinggi
semampai, kakinya lumayan jenjang dan dia gak pernah menang kontes modelling
(soalnya gak pernah ikutan). Secara keseluruhan, Gadis gak jelek. Tapi gak
cantik juga. :(
Gadis
cukup sering olahraga, sekedar jogging atau bahkan sprint. Seminggu berapa kali
ya? Gak tentu sih, tergantung berapa kali dia kesiangan ke kampusnya. Hehehe..
Walaupun sering telat, tapi dia masuk golongan mahasiswa yang pinter dan
berprinsip kuat. Lumayan aktif juga di organisasi. Sebenernya sekarang ini
tingkat presentase kegilaan Gadis udah berkurang, tapi karena orang-orang udah
nyaman manggil Gege. Jadi ya... Lanjutin aja panggil Gege.
Jam 06.00
Gege bangun dengan rambut mirip singa dan langsung shock saat melihat jam.
Boneka minion kesayangannya dilempar begitu saja. Dia lari dalam keadaan
setengah sadar ke kamar mandi cuci muka, sikat gigi, mandi pake sabun dikit
tanpa keramas langsung byurr byurr dan selesai. Dia ibadah dulu sebelum akhirnya
caww ke kampus.
Hari itu
jadwal kuliah Gege pagi, mulai jam 07.00 WIB. Sudah satu semester dia kuliah di
salah satu Universitas Swasta di Garut, dan ini adalah hari pertama di semester
2. Jantung Gege berdebar, selain karena gugup juga karena hasil lari dari
gerbang sampai ke fakultasnya yang serasa ada di ujung dunia.
“HOLLAAAA~” sapa Gege pada
teman-temannya. Seorang cowo mendekati Gege dan
bertanya.
“Gimana liburannya Ge?”
“Sukses keliling pulau say. Pulau
bantal. Hehehe.” Gege nyengir.
“Gelo
siah!” (dasar gila). Kata sang cowo sambil menepuk bahu Gege. Dia lalu
ngeloyor sambil geleng-geleng.
“Dosen
euy..Dosen euy..” (Ada dosen woy) entah kata siapa yang pasti sukses
membuat seabreg mahasiswa masuk berdesakan ke ruang kuliah. Gege duduk
dibarisan depan, menatap dosen yang baru masuk. Matanya nakal melihat
sekeliling, melihat temannya yang ternyata masih itu-itu juga.
Pintu
diketuk, seseorang meminta izin masuk dan hanya dibalas anggukan oleh sang
dosen. Karena kursi barisan belakang udah penuh. Cowo jangkung itu duduk tepat
disebelah Gege. Gege menoleh dan cowo itu tersenyum. Matanya hijau, hidungnya
mancung. Mirip bule, tapi kulitnya sawo matang. Gege gak kenal sama cowo itu,
tapi dia nyengir aja.
‘Mungkin
kakak tingkat yang ngulang. Hm, leh ugha’. (boleh juga) Pikirnya.
“Bapak lupa ngambil absen, bisa tolong
bawain?” tanya sang Dosen. Anak-anak kelas langsung ribut.
“Bawa Ge.. Bawa Ge..”
Gege
dengan wajah setengah manyun dan setengah senyum(?) bangkit untuk mengambil
absensi yang ada di lantai bawah. Lupa belum dijelasin, si Gege ini emang suka
jadi tumbal anak-anak kelas. Ketua, sekretaris, seksi kesana kemari, semuanya
jadi jabatan Gege. Maklumin sama nikmatin aja lah ya? Beberapa saat kemudian
Gege datang dengan absensi di tangannya.
Dosen memanggil nama mahasiswa satu
persatu.
“Gadis”.
“Hadir pak.”
“Namanya Gadis aja nih?”
“Iya pak, sampe nenek-nenek nanti juga
tetep ‘Gadis’ Pak. Hehehe..” Gadis nyengir.
“Niat jadi perawan tua kamu?” balas
Dosennya.
“Hah?” Gadis melongo sementara yang
lain ngakak. Lelaki bermuka malas di sebelahnya juga ikut menyunggingkan senyum
tipisnya. Gadis bisa melihat itu dari sudut matanya.
Pengabsenan terus berlanjut sampai
sebuah nama asing dipanggil.
“Bryan Aldrich Santoso?”
“Hadir.”
“Kamu bule?”
“Iya Pak. Ibu saya orang Amerika.”
Jawabnya formal.
“Oh blasteran, yang penting bisa
bahasa Indonesia deh. Soalnya materi saya berbahasa Indonesia semua.”
“Ayah saya orang Indonesia, jadi saya bisa berbahasa
Indonesia.”
“Bagus kalau gitu. Lanjut, Adrian Nugraha?”
Begitu terus sampai akhirnya dosen memberikan tugas kelompok untuk materi
minggu depan.
“Saya tentukan ketuanya saja. Dan setiap ketua harus merekrut 3 anggotanya
sendiri. Tugas dibuat makalah dan presentasinya. Mengerti?”
“Mengertiiiiiii....”
“Ketua kelompok 1 Andika, kelompok 2 Chandra, kelompok 3 Bagus, kelompok 4
Ade, kelompok 5 Sutisna, kelompok 6 Bryan, kelompok 7 Fajar, kelompok 8 Tedi.
Ketua kelompok tolong koordinasikan dengan baik. Saya tunggu tugasnya minggu
depan. Baik kuliah hari ini selesai sampai disini.”
Para mahasiswa langsung ribut, separuh langsung pulang dan
sisanya langsung membentuk kelompok. Gadis masih melamun di tempatnya, sampai
sebuah tangan dingin menyentuh tangannya dan membuat jantungnya hampir copot.
“Yaampun!”
“Hai, saya Bryan.”
“Hai juga saya Gadis.” Jawab Gadis kikuk.
“Anda jadi anggota kelompok saya. Saya tidak kenal yang lain, jadi tolong
rekrut sisanya. Dan sampai bertemu besok di perpustakaan.” Bryan tersenyum,
lalu pergi begitu saja.
Gadis hanya bisa menganga. Seseorang yang di cap ‘paling gak bener’ di kelas itu menepuk pudaknya.
“Gue masuk kelompok lu ya Ge?”
“Eh? Oh, o..oke.. besok ngumpul di perpus kata si Bryan.”
“Besok gue ada urusan. Daaah~” lagi-lagi Gadis hanya bisa melongo. Dengan
lemas dia membalikan badannya. Melihat para mahasiswi yang sibuk kasak-kusuk.
“Weii, ada yang belum kebagian kelompok?” tanya Gadis. Mereka menggeleng.
“Eh ada yang belum kebagian, Mita. Tapi dia gak masuk hari ini. Masih
sakit. Masukin aja dia, Cuma dia yang belum dapet.”
Gadis menelan ludah. “Oke..”
Setelah membereskan isi tasnya, Gadis melangkah lemas
menuruni tangga. Ia berniat ke kantin untuk menemui sahabat baiknya. Saking
lemasnya dia tidak sadar bahwa seseorang menunggunya dibawah tangga. Langkah
Gadis terhenti karena tangan dingin itu menhan tangannya lagi.
“Hai Gadis, sepertinya saya suka Anda. Mau pacaran dengan saya?” Bryan
bertanya masih dengan muka yang terlihat malas, namun ada semburat merah di
pipinya.
“HAH?”
To Be Continue.
SERIAL GEGE
Reviewed by Unknown
on
Juni 19, 2016
Rating:
Post a Comment